Sebulan Cairan Satu Tulisan
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Inisiatif tentang judul diatas muncul ketika saya dan teman-teman mahasiswa bidikmisi IAIN Tulungagung melakukan kopdar. Sebuah perkumpulan para pecinta literasi yang tergabung dalam sebuah grup whatsApp bidikmisi menulis. Grup ini lahir setelah terbitnya buku perdana Forum mahasiswa bidikmisi (ForMaSi) yang berjudul "Jalan terjal meraih mimpi kuliah".
Grup whatsapp Bidikmisi Menulis merupakan pusat pelatihan, praktik, ekspresi, dan aktualisasi dalam dunia tulis menulis dibawah naungan devisi Jurnalistik ForMaSi. Dengan adanya grup ini, maka akan tercipta sebuah lingkungan penulis. Ketika seorang penulis berkumpul dengan penulis lainnya, semangat menulis mereka akan terjaga dan motivasi untuk melahirkan karya akan meningkat. Berbeda bagi penulis yang jarang berinteraksi dengan sesama penulis, besar kemungkinan semangatnya akan turun atau malah berhenti untuk menulis.
Sebulan cairan satu tulisan adalah sebuah gerakan sederhana yang jika dilakukan akan berdampak luar biasa. Gerakan ini merupakan salah satu wujud terimakasih atas beasiswa yang kami mahasiswa bidikmisi dapatkan yakni setiap bulan cairan. Menghasilkan tulisan merupakan salah satu cara berbagi kenikmatan mendapatkan ilmu yang secara gratis di perkuliahan.
Dengan jumlah mahasiswa bidikmisi total 401 dari angkatan pertama sampai keenam. Jika gerakan ini terwujud, minimal satu mahasiswa menulis satu halaman maka akan terkumpul 401 halaman. Jumlah yang luar biasa apabila tulisan dapat terbukukan. Sebuah gerakan menulis yang akan membangun peradaban.
Menjadi mahasiswa bidikmisi merupakan sebuah kehormatan yang istimewa. Kuliah gratis dan setiap bulan dapat uang saku. Menjadi mahasiswa bidikmisi juga merupakan sebuah tanggung jawab. Bertanggung jawab atas apa yang didapatkannya dengan tetap berprestasi minimal di dalam kelas. Mahasiswa bidikmisi akan menjadi percontohan bagi mahasiswa lainnya. Maka dari itu berikan contoh yang baik. Terutama menjadi mahasiswa yang baik dalam hal membaca dan menulis.
Tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk tidak menulis. Karena menulis adalah aktivitas utama yang tidak dapat terpisahkan dalam dunia akademik. Namun aktivitas menulis mahasiswa tergantung pada dosen yang mengajarnya. Jika dosen tidak memberikan tugas menulis, mahasiswa tidak akan menulis. Hal ini semacam tuntutan untuk mendapatkan nilai. Saya pernah berpikir, seenaknya saja ngasih tugas menulis, sedangkan beliau tidak pernah menulis. Setidaknya menulis materi yang akan diajarkan. Seharusnya dosen tidak hanya memerintah menulis, tapi juga menjadi contoh bagi mahasiswanya. Jarang saya temui dosen yang mempromosikan tulisannya.
Mahasiswa haus keteladanan, karena keteladanan yang diberikan dosen malas menulis, maka mahasiswa yang diajar makmum belaka. Sebuah tulisan hanya akan jadi ketika ada tuntutan. Maka dengan adanya gerakan sebulan cairan satu tulisan, dapat menjadi teladan untuk mentradisikan menulis. Menulis minimal satu bulan sekali sebagai wujud balasbudi dengan niat berbagi ilmu sehingga menjadi bermanfaat bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan. Jika satu bulan satu tulisan saja masih sulit, bagaimana pendidikan Indonesia akan cepat maju dan berkembang ?
Mari menulis dan rasakan manfaatnya.
😊
#SebulanCairanSatuTulisan
#bidikmisimenulis
#MembangunPeradaban
Salakkembang, 25-02-2017
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Inisiatif tentang judul diatas muncul ketika saya dan teman-teman mahasiswa bidikmisi IAIN Tulungagung melakukan kopdar. Sebuah perkumpulan para pecinta literasi yang tergabung dalam sebuah grup whatsApp bidikmisi menulis. Grup ini lahir setelah terbitnya buku perdana Forum mahasiswa bidikmisi (ForMaSi) yang berjudul "Jalan terjal meraih mimpi kuliah".
Grup whatsapp Bidikmisi Menulis merupakan pusat pelatihan, praktik, ekspresi, dan aktualisasi dalam dunia tulis menulis dibawah naungan devisi Jurnalistik ForMaSi. Dengan adanya grup ini, maka akan tercipta sebuah lingkungan penulis. Ketika seorang penulis berkumpul dengan penulis lainnya, semangat menulis mereka akan terjaga dan motivasi untuk melahirkan karya akan meningkat. Berbeda bagi penulis yang jarang berinteraksi dengan sesama penulis, besar kemungkinan semangatnya akan turun atau malah berhenti untuk menulis.
Sebulan cairan satu tulisan adalah sebuah gerakan sederhana yang jika dilakukan akan berdampak luar biasa. Gerakan ini merupakan salah satu wujud terimakasih atas beasiswa yang kami mahasiswa bidikmisi dapatkan yakni setiap bulan cairan. Menghasilkan tulisan merupakan salah satu cara berbagi kenikmatan mendapatkan ilmu yang secara gratis di perkuliahan.
Dengan jumlah mahasiswa bidikmisi total 401 dari angkatan pertama sampai keenam. Jika gerakan ini terwujud, minimal satu mahasiswa menulis satu halaman maka akan terkumpul 401 halaman. Jumlah yang luar biasa apabila tulisan dapat terbukukan. Sebuah gerakan menulis yang akan membangun peradaban.
Menjadi mahasiswa bidikmisi merupakan sebuah kehormatan yang istimewa. Kuliah gratis dan setiap bulan dapat uang saku. Menjadi mahasiswa bidikmisi juga merupakan sebuah tanggung jawab. Bertanggung jawab atas apa yang didapatkannya dengan tetap berprestasi minimal di dalam kelas. Mahasiswa bidikmisi akan menjadi percontohan bagi mahasiswa lainnya. Maka dari itu berikan contoh yang baik. Terutama menjadi mahasiswa yang baik dalam hal membaca dan menulis.
Tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk tidak menulis. Karena menulis adalah aktivitas utama yang tidak dapat terpisahkan dalam dunia akademik. Namun aktivitas menulis mahasiswa tergantung pada dosen yang mengajarnya. Jika dosen tidak memberikan tugas menulis, mahasiswa tidak akan menulis. Hal ini semacam tuntutan untuk mendapatkan nilai. Saya pernah berpikir, seenaknya saja ngasih tugas menulis, sedangkan beliau tidak pernah menulis. Setidaknya menulis materi yang akan diajarkan. Seharusnya dosen tidak hanya memerintah menulis, tapi juga menjadi contoh bagi mahasiswanya. Jarang saya temui dosen yang mempromosikan tulisannya.
Mahasiswa haus keteladanan, karena keteladanan yang diberikan dosen malas menulis, maka mahasiswa yang diajar makmum belaka. Sebuah tulisan hanya akan jadi ketika ada tuntutan. Maka dengan adanya gerakan sebulan cairan satu tulisan, dapat menjadi teladan untuk mentradisikan menulis. Menulis minimal satu bulan sekali sebagai wujud balasbudi dengan niat berbagi ilmu sehingga menjadi bermanfaat bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan. Jika satu bulan satu tulisan saja masih sulit, bagaimana pendidikan Indonesia akan cepat maju dan berkembang ?
Mari menulis dan rasakan manfaatnya.

#SebulanCairanSatuTulisan
#bidikmisimenulis
#MembangunPeradaban
Salakkembang, 25-02-2017
Comments
Post a Comment