Tuhan-Tuhan Kecil

Tuhan-Tuhan Kecil

Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan

Inisiatif judul diatas muncul ketika saya mengikuti seminar nasional yang diselenggarakan HMJ Tasawuf Psikoterapi Iain Tulungagung. Tuhan-Tuhan kecil begitulah prof. Koentjoro menyebut mereka yang gampang menghakimi ini dosa, itu haram, masuk neraka. Seolah-olah telah menjadi Tuhan yang berkuasa menentukan anda masuk surga atau neraka. Padahal jika disadari dia bertubuh kecil sama dengan manusia lainnya.

Bagaimana jika anda didatangi seseorang yang hendak bertanya kepada anda. Dia seorang pelacur yang hendak pergi haji. Dia bertanya apakah boleh saya berhaji menggunakan uang hasil dari pelacuran ?

Pertanyaan tersebut tidak mudah, perlu kehati-hatian dalam memberikan jawabannya. Apakah kita akan menjawab itu uang haram, hajinya tidak sah atau tidak diterima. Memangnya yang menentukan diterima tidaknya haji seseorang itu saya. Ini urusannya Tuhan, bukan manusia. Maka tak patut jika manusia mencampuri urusan Tuhan. Bukankah lebih baik jika saya memberikan jawaban yang mendukung niat baiknya ingin berhaji. Barangkali dengan dia berhaji dapat bertobat dari pelacuran. Toh dia juga memiliki kemampuan menyisihkan uangnya untuk amal yang baik. Tidak menggunakan uangnya untuk berfoya-foya dan hidup boros.

Sering juga kita temui orang yang sinis melihat ada orang memberikan santunan dalam sebuah acara besar seperti pengajian. Orang sinis tersebut mengatakan sedekahnya tidak sah, tidak akan mendapat pahala, sebab dipamer-pamerkan dengan naik keatas panggung dan berfoto. Tak elok jika kita menjadi orang sinis tersebut. Padahal pemberian pahala adalah urusan Tuhan. Lebih baik ada yang mau menyisihkan hartanya untuk berbagi daripada tidak ada sama sekali.

Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap Tuhan-Tuhan kecil. Jangan makan mentah-mentah apa yang ia ucapkan. Pikirkan terlebih dahulu sebelum bertindak. Jujur, dalam kasus tertentu saya tidak begitu suka orang yang lebih mengutamakan hukum daripada adab.
Terimakasih.


Plosokandang, 20-03-2017

Comments