Akar Masalah
Hiruk pikuk organisasi selalu diwarnai dengan berbagai macam masalah. Tidak ada organisasi yang tanpa ada masalah. Selesai satu, ganti masalah yang baru. Maka orang yang ikut organisasi harus siap diri menerima masalah.
Agaknya menggunakan kata masalah, membuat terkesan negatif. Penulis tidak bermaksud demikian. Justru dengan banyaknya masalah, melatih mental kita agar semakin kuat. Adanya masalah menuntut kita untuk segera mencari solusi penyelesaiannya. Dari pengalaman menyelesaikan masalah tersebut, kita bisa banyak belajar dan menjadikannya batu loncatan untuk berkembang lebih baik.
Orang yang cerdas adalah mereka yang tidak mengulangi kesalahannya. Kesalahan bisa menimbulkan masalah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Apakah dengan segera mencari solusi atau membuat masalah itu semakin bermasalah. Masalah merupakan ujian. Bagi yang berhasil menemukan solusi dan menyelesaikannya maka akan lulus dan naik levelnya.
Menurut penulis, akar masalah itu hanya ada dua. Pertama beda pendapat dan kedua beda pendapatan. Mungkin terkesan sedikit unik sebab penggunaan diksi yang menarik, tapi memang ada benarnya juga.
Membahas akar pertama tentang beda pendapat, itu sudah sering terjadi. Kadang ada yang sampai ngotot, ngeyel bin ngedumel mempertahankan pendapatnya. Ini harus ini, itu harus itu. Sedang ada anggota lain yang tidak setuju, ia juga punya pendapat tandingan yang lebih baik menurutnya sediri. Akhirnya udur-uduran, ada yang kalah tidak terima, kemudian tawuran. Ah, ini namanya membuat masalah semakin bermasalah.
Solusi mengatasi akar masalah pertama ini adalah kita harus memiliki rasa saling menghormati pendapat satu sama lain. Bersikap tenggang rasa dan menerima hasil keputusan musyawarah dengan lapang dada, meskipun pendapatnya ditolak.
Membahas akar masalah kedua tentang beda pendapatan. Yakni tidak adanya persamaan apa yang didapatkannya. Terkait hal ini lebih sensitif mengarah pada tunjangan atau gaji yang didapatkan. Kadangkalanya juga yang terjadi adalah mereka yang memiliki pendapatan lebih tinggi (bisa juga berarti memiliki pangkat tinggi), semena-mena terhadap bawahannya. Atas dasar apapun, semua tindak kedzaliman, perilaku semena-mena dan merugikan itu diharamkan.
Solusi mengatasi akar masalah kedua adalah dengan bersikap adil pada siapapun. Adil tidak harus sama rata. Banyak aspek yang perlu ditinjau untuk menerapkan keadilan. Bersikap adil dapat mencegah seseorang dari perbuatan dzalim dan semena-mena.
Marilah kita belajar dari setiap masalah yang hadir menyapa. Hadapi masalah dengan solusi. Temukan solusi dengan kejernihan pikiran, hati dan perbuatan. Pastikan tetap tersenyum, barangkali karena itu semakin ringan beban masalah kita. Selamat berjuang.
Oleh: Muhammad Fauzi Ridwan
Salakkembang, 12-07-2018
Hiruk pikuk organisasi selalu diwarnai dengan berbagai macam masalah. Tidak ada organisasi yang tanpa ada masalah. Selesai satu, ganti masalah yang baru. Maka orang yang ikut organisasi harus siap diri menerima masalah.
Agaknya menggunakan kata masalah, membuat terkesan negatif. Penulis tidak bermaksud demikian. Justru dengan banyaknya masalah, melatih mental kita agar semakin kuat. Adanya masalah menuntut kita untuk segera mencari solusi penyelesaiannya. Dari pengalaman menyelesaikan masalah tersebut, kita bisa banyak belajar dan menjadikannya batu loncatan untuk berkembang lebih baik.
Orang yang cerdas adalah mereka yang tidak mengulangi kesalahannya. Kesalahan bisa menimbulkan masalah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Apakah dengan segera mencari solusi atau membuat masalah itu semakin bermasalah. Masalah merupakan ujian. Bagi yang berhasil menemukan solusi dan menyelesaikannya maka akan lulus dan naik levelnya.
Menurut penulis, akar masalah itu hanya ada dua. Pertama beda pendapat dan kedua beda pendapatan. Mungkin terkesan sedikit unik sebab penggunaan diksi yang menarik, tapi memang ada benarnya juga.
Membahas akar pertama tentang beda pendapat, itu sudah sering terjadi. Kadang ada yang sampai ngotot, ngeyel bin ngedumel mempertahankan pendapatnya. Ini harus ini, itu harus itu. Sedang ada anggota lain yang tidak setuju, ia juga punya pendapat tandingan yang lebih baik menurutnya sediri. Akhirnya udur-uduran, ada yang kalah tidak terima, kemudian tawuran. Ah, ini namanya membuat masalah semakin bermasalah.
Solusi mengatasi akar masalah pertama ini adalah kita harus memiliki rasa saling menghormati pendapat satu sama lain. Bersikap tenggang rasa dan menerima hasil keputusan musyawarah dengan lapang dada, meskipun pendapatnya ditolak.
Membahas akar masalah kedua tentang beda pendapatan. Yakni tidak adanya persamaan apa yang didapatkannya. Terkait hal ini lebih sensitif mengarah pada tunjangan atau gaji yang didapatkan. Kadangkalanya juga yang terjadi adalah mereka yang memiliki pendapatan lebih tinggi (bisa juga berarti memiliki pangkat tinggi), semena-mena terhadap bawahannya. Atas dasar apapun, semua tindak kedzaliman, perilaku semena-mena dan merugikan itu diharamkan.
Solusi mengatasi akar masalah kedua adalah dengan bersikap adil pada siapapun. Adil tidak harus sama rata. Banyak aspek yang perlu ditinjau untuk menerapkan keadilan. Bersikap adil dapat mencegah seseorang dari perbuatan dzalim dan semena-mena.
Marilah kita belajar dari setiap masalah yang hadir menyapa. Hadapi masalah dengan solusi. Temukan solusi dengan kejernihan pikiran, hati dan perbuatan. Pastikan tetap tersenyum, barangkali karena itu semakin ringan beban masalah kita. Selamat berjuang.
Oleh: Muhammad Fauzi Ridwan
Salakkembang, 12-07-2018
Comments
Post a Comment