Bangsa yang Tidak Sombong

Bangsa yang Tidak Sombong

Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan

Indonesia adalah bangsa yang besar dan terkenal santun. Terutama mereka yang asli keturunan Jawa. Bangsa yang tidak sombong, baik dari ucapan lisan, perbuatan maupun tulisan. Bahkan bagi orang Jawa yang berperilaku buruk ada ungkapan 'ora njawani'. Ungkapan tersebut seolah menegaskan bahwa santun telah menjadi identitas diri orang Jawa. Mereka menolak orang yang berperilaku buruk seperti sombong dan lain-lain dengan menganggapnya bukan orang Jawa. Disini penulis ingin membahas kesantunan orang Jawa dilihat dari ucapan, perbuatan dan tulisan.

Pertama, kesantunan orang Jawa jika dilihat dari ucapannya ada pada bahasa yang dipakai. Ada boso ngoko yang digunakan untuk orang sepantaran umur atau dibawahnya. Ada boso kromo inggil yang digunakan untuk berbicara kepada orang yang dihormati atau lebih tua. Contohnya dalam menyebut kata 'kamu', menggunakan 'kowe', 'sampeyan' dan 'panjenengan'.

Kedua, kesantunan orang Jawa jika dilihat dari perbuatannya dikenal ramah. Silahkan berkunjung ke desa. Anda akan melihat ketika sesama tetangga lewat depan rumah, pasti saling sapa, 'monggo mas mbak pinarak'. Ketika ada tamu yang berkunjung pasti dijamu dengan baik. Minimal dibuatkan wedang kopi.

Ketiga, kesantunan orang Jawa dilihat dari tulisannya. Barangkali ini jarang sekali dibahas, tapi hal ini menjadi suatu yang menarik bagi yang menyadarinya. Pelajaran terkait kesantunan orang Jawa lewat tulisan, penulis dapatkan ketika melakukan bimbingan skripsi. Dalam penulisan skripsi pastinya sangat memperhatikan tata cara penulisan. Seperti penggunaan huruf besar dan kecil, tanda baca dan sebagainya.

Disadari atau tidak, dalam penulisan kata 'aku', huruf 'a' tidak boleh menggunakan huruf kapital. Kaidah penulisan orang Indonesia seperti itu, kecuali jika berada di awal kalimat. Hal ini bermakna bahwa jika menggunakan huruf kapital, maka penulis dikatakan sebagai orang yang sombong. Pengecualian jika penulis berada di depan atau dalam hal ini menjadi pemimpin, maka harus memiliki jiwa yang besar.

Berbeda dengan kaidah penulisan orang Inggris. Penggunaan kata aku, selalu diawali dengan huruf kapital, yakni kata 'I' (dibaca ai). Penulis tidak bermaksud mengatakan bahwa Inggris itu termasuk bangsa yang sombong, tidak. Juga tidak bermaksud mengatakan munafik, karena antara apa yang tertulis dan yang diucapkan berbeda, tidak. Jangan keburu menjustifikasi sebelum tahu kenyataannya bagaimana. Silahkan dilihat dan dipahami lagi menggunakan kacamata yang lebih luas.

***

"dek, I love you"

"Maaf mas, aku menolakmu."

"Kenapa dek?"

"Karena dalam cinta mas, ada kesombongan."

😑😑😑

Salakkembang, 05-07-2018

Comments