Masih Adakah Taman Siswa?
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Taman siswa adalah istilah tempat pendidikan yang aku kenal sejak mempelajari pelajaran sejarah di bangku SMA dulu. Didirikan oleh bapak pendidikan Ki Hajar Dewantoro. Nama taman siswa sudah jarang aku temui di dunia nyata. Saat ini yang ada banyak bernama sekolah dasar (SD), SMP dan SMA. Padahal dibalik nama taman siswa tersirat sebuah pesan yang berasal dari leluhur bangsa.
Terdiri atas dua kata, taman dan siswa. Taman bisa diartikan sebagai alam. Sedangkan siswa adalah mereka yang belajar. Penggabungan dua kata tersebut menggambarkan kolaborasi antar keduanya yang tak bisa terpisahkan. Hubungan alam dan manusia (siswa) saling membutuhkan.
Taman siswa bisa diartikan juga sekolah alam. Dimana siswa belajar untuk mencintai alam layaknya sebagai saudara tuanya. Sebab alam lebih dulu ada dari pada kita. Sudah sepatutnya sebagai manusia terpelajar untuk menghormatinya. Dengan cara merawatnya dan menjaga kelestarian alam. Bukan malah menyiksanya dengan mengeksploitasi dan merusaknya. Begitulah kiranya pesan yang ingin disampaikan leluhur bangsa.
Aku berpikir apakah benar pendidikan Indonesia mengkiblat pada pendidikan barat/modern?. Dimana sumber daya manusia (SDM) pendidikan modern diukur dari produktivitas industri. Maka tak heran jika alam di mata mereka hanya sebuah alat. Padahal alam juga hidup. Bahkan sejatinya alam adalah sumber kehidupan. Buktinya oksigen yang kita hirup setiap hari berasal dari tumbuhan alam.
Oleh karena itu, sangat penting kiranya untuk menerapkan pendidikan bagi siswa untuk mencintai alam. Terutama dengan mendirikan sebuah taman siswa yang bertujuan melahirkan generasi-generasi yang merawat dan melestarikan alam ibu pertiwi Indonesia. Salam Lestari.
Tulungagung, 30-11-2017
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Taman siswa adalah istilah tempat pendidikan yang aku kenal sejak mempelajari pelajaran sejarah di bangku SMA dulu. Didirikan oleh bapak pendidikan Ki Hajar Dewantoro. Nama taman siswa sudah jarang aku temui di dunia nyata. Saat ini yang ada banyak bernama sekolah dasar (SD), SMP dan SMA. Padahal dibalik nama taman siswa tersirat sebuah pesan yang berasal dari leluhur bangsa.
Terdiri atas dua kata, taman dan siswa. Taman bisa diartikan sebagai alam. Sedangkan siswa adalah mereka yang belajar. Penggabungan dua kata tersebut menggambarkan kolaborasi antar keduanya yang tak bisa terpisahkan. Hubungan alam dan manusia (siswa) saling membutuhkan.
Taman siswa bisa diartikan juga sekolah alam. Dimana siswa belajar untuk mencintai alam layaknya sebagai saudara tuanya. Sebab alam lebih dulu ada dari pada kita. Sudah sepatutnya sebagai manusia terpelajar untuk menghormatinya. Dengan cara merawatnya dan menjaga kelestarian alam. Bukan malah menyiksanya dengan mengeksploitasi dan merusaknya. Begitulah kiranya pesan yang ingin disampaikan leluhur bangsa.
Aku berpikir apakah benar pendidikan Indonesia mengkiblat pada pendidikan barat/modern?. Dimana sumber daya manusia (SDM) pendidikan modern diukur dari produktivitas industri. Maka tak heran jika alam di mata mereka hanya sebuah alat. Padahal alam juga hidup. Bahkan sejatinya alam adalah sumber kehidupan. Buktinya oksigen yang kita hirup setiap hari berasal dari tumbuhan alam.
Oleh karena itu, sangat penting kiranya untuk menerapkan pendidikan bagi siswa untuk mencintai alam. Terutama dengan mendirikan sebuah taman siswa yang bertujuan melahirkan generasi-generasi yang merawat dan melestarikan alam ibu pertiwi Indonesia. Salam Lestari.
Tulungagung, 30-11-2017
Comments
Post a Comment