Refleksi Kelas Inspirasi
Oleh : Fauzi Ridwan
Mendidik adalah tugas utama bagi setiap orang terdidik. Begitulah salah satu kata-kata penyemangat ketika saya ikut dalam kelas inspirasi (KI). Dengan mengangkat sebuah tema tebar inspirasi tumbuhkan motivasi, kelas inspirasi kelima telah berhasil diselenggarakan di wilayah kecamatan Pucanglaban. Memilih lokasi yang mayoritas penduduknya banyak yang menjadi TKI, sehingga boleh jadi anak-anak kurang mendapatkan perhatian maupun pembelajaran di rumah. Sehingga dengan datangnya kelas inspirasi harapannya mampu memberikan suntikan semangat agar anak-anak tetap melanjutkan belajar sampai dapat meraih cita-citanya.
Dalam kelas inspirasi, para profesional dihadirkan untuk memberikan motivasi dan inspirasi mengenai profesi yang sedang dijalaninya. Ada dokter, arsitek, dosen, administrator, wirausahawan dan lain-lain. Secara tidak langsung mereka juga dihadapkan secara langsung dengan kondisi lapangan yang terjadi. Banyak anak-anak putus sekolah setelah tamat SD. Anak-anak lebih banyak yang hafal lagu-lagu yang kurang mendidik seperti jaran goyang, bojo ketikung, dan ditinggal rabi. Dengan melihat fenomena tersebut, berharap mampu menumbuhkan kepedulian para profesional kepada mereka yang menjadi generasi penerus bangsa.
Ada sebuah pesan yang disampaikan salah satu fasilitator yang telah melanglang buana di kelas inspirasi di berbagai kota. Pesan tersebut kurang lebih berbunyi :
Murid mendapatkan inspirasi
Orangtua memberikan motivasi
Guru berinovasi
Dapat digaris bawahi pada prinsipnya semua orang memiliki peran dan tanggungjawab atas pendidikan yang diperoleh anak. Sebuah catatan lagi bahwa dibandingkan kenakalan anak, kenakalan orangtua lebih berbahaya dan merugikan. Contoh kenakalan orangtua seperti korupsi. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dan tepat adalah solusi mengatasi kenakalan yang ada.
Saat ini Indonesia dihadapkan dengan persaingan global. Meskipun mendapatkan keuntungan bonus demografi, namun jika semuanya cuma sekelas buruh TKI, maka selamanya akan tetap dibawah. Tertindas oleh bangsa lain. Juga mereka yang menutup diri akan kemajuan zaman, sudah pasti tertinggal. Mari tengok diri kita sendiri, sudah bisa apakah aku ?
Selamat merenung.
Tulungagung, 16-11-2017
Oleh : Fauzi Ridwan
Mendidik adalah tugas utama bagi setiap orang terdidik. Begitulah salah satu kata-kata penyemangat ketika saya ikut dalam kelas inspirasi (KI). Dengan mengangkat sebuah tema tebar inspirasi tumbuhkan motivasi, kelas inspirasi kelima telah berhasil diselenggarakan di wilayah kecamatan Pucanglaban. Memilih lokasi yang mayoritas penduduknya banyak yang menjadi TKI, sehingga boleh jadi anak-anak kurang mendapatkan perhatian maupun pembelajaran di rumah. Sehingga dengan datangnya kelas inspirasi harapannya mampu memberikan suntikan semangat agar anak-anak tetap melanjutkan belajar sampai dapat meraih cita-citanya.
Dalam kelas inspirasi, para profesional dihadirkan untuk memberikan motivasi dan inspirasi mengenai profesi yang sedang dijalaninya. Ada dokter, arsitek, dosen, administrator, wirausahawan dan lain-lain. Secara tidak langsung mereka juga dihadapkan secara langsung dengan kondisi lapangan yang terjadi. Banyak anak-anak putus sekolah setelah tamat SD. Anak-anak lebih banyak yang hafal lagu-lagu yang kurang mendidik seperti jaran goyang, bojo ketikung, dan ditinggal rabi. Dengan melihat fenomena tersebut, berharap mampu menumbuhkan kepedulian para profesional kepada mereka yang menjadi generasi penerus bangsa.
Ada sebuah pesan yang disampaikan salah satu fasilitator yang telah melanglang buana di kelas inspirasi di berbagai kota. Pesan tersebut kurang lebih berbunyi :
Murid mendapatkan inspirasi
Orangtua memberikan motivasi
Guru berinovasi
Dapat digaris bawahi pada prinsipnya semua orang memiliki peran dan tanggungjawab atas pendidikan yang diperoleh anak. Sebuah catatan lagi bahwa dibandingkan kenakalan anak, kenakalan orangtua lebih berbahaya dan merugikan. Contoh kenakalan orangtua seperti korupsi. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dan tepat adalah solusi mengatasi kenakalan yang ada.
Saat ini Indonesia dihadapkan dengan persaingan global. Meskipun mendapatkan keuntungan bonus demografi, namun jika semuanya cuma sekelas buruh TKI, maka selamanya akan tetap dibawah. Tertindas oleh bangsa lain. Juga mereka yang menutup diri akan kemajuan zaman, sudah pasti tertinggal. Mari tengok diri kita sendiri, sudah bisa apakah aku ?
Selamat merenung.
Tulungagung, 16-11-2017
Comments
Post a Comment