Sajak Mantra
Ini bukan tentang perdukunan atau ilmu sihir. Tapi tentang kegiatan yang baru lahir. Sebuah wadah bagi santri untuk mengukir. Agar menjadi lebih mahir. Menulis sastra seperti puisi atau syair.
Namanya mantra. Singkatan dari majelis ngaji sastra. Perkumpulan santri dan alumni asrama putra. Dari asrama gunung jati sampai kalijaga. Yang sama-sama suka menulis dan membaca. Membentuk halaqoh, belajar dan berbagi cerita. Agar motivasi menulis senantiasa terjaga.
Dilaksanakan setiap Ahad legi. Pada waktu siang hari. Hari Istimewa yang dipilihkan Romo Yai. Mugi-mugi barokahi. Alhamdulillah meski baru dimulai, semua kursi penuh ditempati. Semoga Istiqomah sampai hari akhir nanti. Berproses bersama majalah Madani.
Majalah Madani, media dakwah santri. Bernafaskan islami. Wadah karya santri di bidang literasi. Menebar manfaat ke muka bumi. Dengan siraman rohani, juga tausiah yang menasehati. Agar menjadi pribadi yang berbudi pakerti.
Pesantren itu keren. Kata ustad tampan, ada tiga asalan. Pertama sebagai laboratorium kehidupan. Kedua museum keabadian. Terakhir galeri inspirasi dari setiap kejadian.
Disebut laboratorium kehidupan. Tempat berproses agar siap menjalani kehidupan. Siap terjun ke masyarakat dengan bekal ilmu yang mapan. Juga tempat menempa diri agar kuat menghadapi cobaan. Agar naik derajat kemuliaan.
Disebut musem keabadian. Tempat khazanah keilmuan dari masa lampau tersimpan. Berupa kitab-kitab yang biasa digunakan pengajian. Berkat museum ini santri bisa mengambil pelajaran dan teladan. Agar bisa ikut berbagi kebermanfaatan melalui tulisan. Karena dengan menulis kita hidup dalam keabadian. Menulis kebaikan akan mendapat ganjaran. Pahalanya tak akan terputus meski akhir kehidupan.
Disebut galeri inspirasi dari setiap kejadian. Baik lucu, kesal, unik, senang, sedih semua bisa menjadi inspirasi kisah yang mengesankan. Seperti cerita sandal sisian akibat ghosoban. Cerita jebor kamar mandi yang selalu kehilangan. Atau cerita sabar menderita penyakit gudikan. Pesantren seperti oase, senantisa memberikan inspirasi yang menyegarkan. Dari setiap kejadian eman-eman kalau tak diabadikan. Dengan sebuah tulisan, jadilah cerita yang berkesan.
Cukup sekian.
Ini tulisan Muhammad Fauzi Ridwan.
(alumni SGJ 2014)
Salakkembang, 03-04-2018
Ini bukan tentang perdukunan atau ilmu sihir. Tapi tentang kegiatan yang baru lahir. Sebuah wadah bagi santri untuk mengukir. Agar menjadi lebih mahir. Menulis sastra seperti puisi atau syair.
Namanya mantra. Singkatan dari majelis ngaji sastra. Perkumpulan santri dan alumni asrama putra. Dari asrama gunung jati sampai kalijaga. Yang sama-sama suka menulis dan membaca. Membentuk halaqoh, belajar dan berbagi cerita. Agar motivasi menulis senantiasa terjaga.
Dilaksanakan setiap Ahad legi. Pada waktu siang hari. Hari Istimewa yang dipilihkan Romo Yai. Mugi-mugi barokahi. Alhamdulillah meski baru dimulai, semua kursi penuh ditempati. Semoga Istiqomah sampai hari akhir nanti. Berproses bersama majalah Madani.
Majalah Madani, media dakwah santri. Bernafaskan islami. Wadah karya santri di bidang literasi. Menebar manfaat ke muka bumi. Dengan siraman rohani, juga tausiah yang menasehati. Agar menjadi pribadi yang berbudi pakerti.
Pesantren itu keren. Kata ustad tampan, ada tiga asalan. Pertama sebagai laboratorium kehidupan. Kedua museum keabadian. Terakhir galeri inspirasi dari setiap kejadian.
Disebut laboratorium kehidupan. Tempat berproses agar siap menjalani kehidupan. Siap terjun ke masyarakat dengan bekal ilmu yang mapan. Juga tempat menempa diri agar kuat menghadapi cobaan. Agar naik derajat kemuliaan.
Disebut musem keabadian. Tempat khazanah keilmuan dari masa lampau tersimpan. Berupa kitab-kitab yang biasa digunakan pengajian. Berkat museum ini santri bisa mengambil pelajaran dan teladan. Agar bisa ikut berbagi kebermanfaatan melalui tulisan. Karena dengan menulis kita hidup dalam keabadian. Menulis kebaikan akan mendapat ganjaran. Pahalanya tak akan terputus meski akhir kehidupan.
Disebut galeri inspirasi dari setiap kejadian. Baik lucu, kesal, unik, senang, sedih semua bisa menjadi inspirasi kisah yang mengesankan. Seperti cerita sandal sisian akibat ghosoban. Cerita jebor kamar mandi yang selalu kehilangan. Atau cerita sabar menderita penyakit gudikan. Pesantren seperti oase, senantisa memberikan inspirasi yang menyegarkan. Dari setiap kejadian eman-eman kalau tak diabadikan. Dengan sebuah tulisan, jadilah cerita yang berkesan.
Cukup sekian.
Ini tulisan Muhammad Fauzi Ridwan.
(alumni SGJ 2014)
Salakkembang, 03-04-2018
Comments
Post a Comment