Setan Yang Dirantai

Setan Yang Dirantai

Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan

Mentari mulai mengintip di ufuk timur. Tanda dimulainya ngaji pasan sehabis jamaah sholat subuh. Kliwon pun bergegas merapat mengambil tempat yang nyaman untuk mengaji. Bukan untuk tidur. Belajar dari pengalaman sebelumnya, ketika mengambil posisi maknai kitab sambil dlosoran (tengkurap), pasti lebih sering akan keblabasan tidur. Niat mau ngaji apa tidur? hehe

Sampailah pembacaan kitab pada hadis yang berbunyi:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

“Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”.

Dalam pengajian kali ini diterangkan mengenai banyaknya keutamaan-keutamaan bulan Ramadan. Salah satunya seperti hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim diatas. Tentunya keutamaan-keutamaan bulan Ramadan hanya diperuntukkan bagi umat muslim yang bersungguh-sungguh dalam beribadah. Semakin banyak amal ibadah yang diperbuat, semakin banyak pula pahala yang didapatkan, bahkan berlipat-lipat.

Selesai mengaji, Kliwon pun pulang ke rumah. Di jalan ia melihat ada yang ramai-ramai. Kemudian Kliwon menghampirinya. Ternyata ada seorang pencuri yang dikroyok massa, kemudian langsung dibawa ke kantor polisi. Kliwon termenung, mengapa di bulan Ramadan ini tetap ada orang-orang yang mencuri dan merampas hak orang lain? Mencuri jelas merugikan orang lain. Lebih lanjut lagi Kliwon bertanya-tanya mungkinkah pencuri tersebut digoda setan hingga melakukan hal keji tersebut? Padahal di pengajian tadi dijelaskan setan sedang dirante di bulan Ramadan.

Dimanakah setan?
Bagaimanakah setan menggoda manusia?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut gentayangan dalam pikiran Kliwon. Setan begitu sulit untuk didefinisikan oleh pancaindra. Setan tak terlihat oleh mata, tak tercium oleh hidung, tak terasa oleh lidah, tak teraba oleh kulit dan tak terdengar oleh telinga. Mungkin setan ada dalam diri pencuri itu. Jika demikian setan juga berada dalam diriku, di tubuh ini ada setannya. Astagfirullah.

Setan mengajak manusia lalai dan melakukan perbuatan tercela. Tipu dayanya sangat halus hingga kita tak menyadarinya. Misalnya saat hendak istiqomah tadarusan setiap hari, digodalah agar malas. Saat bisa menghadapi malas dan menjadi rajin, digodalah agar bersikap riya', ujub atau sombong. Naudzubillah.

Sungguh sulit menghindar dari setan yang melekat dalam diri kita apabila iman cuma sekecil semut. Kliwon kemudian berbisik dalam hatinya.
"Hai setan, hari ini aku merantaimu dengan puasa, semakin kamu melawan, semakin kuat aku berusaha menahan godaanmu. Karena janji Allah lebih nikmat dari rayuan gombalmu."

Salakkembang,
Senin Kliwon, 04-06-2018

Comments