Setiap Keadaan Ada Ujian
Ada sebuah kisah tentang seorang kakek tua yang terjebak diatas atap menara yang sangat tinggi. Ia hendak meminta bantuan pada orang-orang yang berada dibawah agar bisa turun. Sayangnya si kakek tidak bisa berteriak dengan keras. Tapi ia tidak kehilangan akal. Si kakek mencoba melemparkan benda ke bawah agar orang-orang bisa tahu dirinya berada diatas.
Kemudian si kakek merogoh saku dan ditemukannya koin emas. Langsung saja ia lemparkan kebawah. Koin tersebut jatuh mengenai seseorang. Namun orang tersebut pergi begitu saja sambil membawa lari uang koinnya. Begitu seterusnya sampai koin si kakek habis.
Akhirnya dengan terpaksa si kakek menggunakan cara terakhirnya. Ia mengambil batu dan dilemparkannya ke bawah. Tok, suara batu tersebut tepat sasaran. Si kakek memang seorang penembak jitu. Semua tembakannya baik menggunakan koin maupun batu selalu mengenai sasaran. Kemudian setelah tertimpa batu, orang yang dibawah mendongak keatas dan mengetahui bahwa si kakek disana. Happy ending.
Begitulah hidup, kadangkalanya kita mengalami keadaan seperti kisah diatas. Saat kita mendapatkan nikmat yang digambarkan koin emas. Kita lupa darimana asalnya dan menjadi terlena akan nikmat tersebut. Baru tersadar apabila kita tertimpa musibah yang digambarkan batu. Kemudian kita mendongak keatas memohon dan berdoa pada Tuhan, yang atas kehendak-Nya musibah bisa datang dan pergi.
Setiap keadaan selalu ada ujian. Saat kita sakit, diuji kesabarannya merasakan perihnya luka. Saat kita sehat, juga diuji untuk mengindari sifat-sifat tercela seperti sombong, pelit, riya, dan lain-lain. Jangan dikira ujian itu hanya berupa musibah. Sebuah kenikmatan juga merupakan ujian. Apabila kita terlena, akan membawa pada kesengsaraan.
Fir'aun tidak pernah sakit, ia menjadi sombong karenanya. Sampai mengaku dirinya Tuhan. Akhirnya ia mati dengan sengsara di tengah laut. Nabi Ayub mengalami sakit parah, hingga semuanya pergi darinya. Berkat kesabaran beliau, setelah sembuh semuanya dikembalikan Allah swt dan menjadi berlipat ganda.
Dengan ujian, siswa bisa naik kelas. Sama halnya dengan kita, setelah menyelesaikan ujian akan naik derajat kita. Dalam setiap ujian pasti ada hikmah yang bisa diambil pelajaran. Ingatlah bahwa semua ujian itu datangnya dari Allah swt. Oleh karena itu hanya kepada Allah kita pasrah dan memohon pertolongan sambil berusaha sekuat tenaga agar bisa lulus ujian. WaAllohu A'lam.
Semoga Bermanfaat
Oleh : Fauzi Ridwan
Salakkembang, 22-03-2018
Ada sebuah kisah tentang seorang kakek tua yang terjebak diatas atap menara yang sangat tinggi. Ia hendak meminta bantuan pada orang-orang yang berada dibawah agar bisa turun. Sayangnya si kakek tidak bisa berteriak dengan keras. Tapi ia tidak kehilangan akal. Si kakek mencoba melemparkan benda ke bawah agar orang-orang bisa tahu dirinya berada diatas.
Kemudian si kakek merogoh saku dan ditemukannya koin emas. Langsung saja ia lemparkan kebawah. Koin tersebut jatuh mengenai seseorang. Namun orang tersebut pergi begitu saja sambil membawa lari uang koinnya. Begitu seterusnya sampai koin si kakek habis.
Akhirnya dengan terpaksa si kakek menggunakan cara terakhirnya. Ia mengambil batu dan dilemparkannya ke bawah. Tok, suara batu tersebut tepat sasaran. Si kakek memang seorang penembak jitu. Semua tembakannya baik menggunakan koin maupun batu selalu mengenai sasaran. Kemudian setelah tertimpa batu, orang yang dibawah mendongak keatas dan mengetahui bahwa si kakek disana. Happy ending.
Begitulah hidup, kadangkalanya kita mengalami keadaan seperti kisah diatas. Saat kita mendapatkan nikmat yang digambarkan koin emas. Kita lupa darimana asalnya dan menjadi terlena akan nikmat tersebut. Baru tersadar apabila kita tertimpa musibah yang digambarkan batu. Kemudian kita mendongak keatas memohon dan berdoa pada Tuhan, yang atas kehendak-Nya musibah bisa datang dan pergi.
Setiap keadaan selalu ada ujian. Saat kita sakit, diuji kesabarannya merasakan perihnya luka. Saat kita sehat, juga diuji untuk mengindari sifat-sifat tercela seperti sombong, pelit, riya, dan lain-lain. Jangan dikira ujian itu hanya berupa musibah. Sebuah kenikmatan juga merupakan ujian. Apabila kita terlena, akan membawa pada kesengsaraan.
Fir'aun tidak pernah sakit, ia menjadi sombong karenanya. Sampai mengaku dirinya Tuhan. Akhirnya ia mati dengan sengsara di tengah laut. Nabi Ayub mengalami sakit parah, hingga semuanya pergi darinya. Berkat kesabaran beliau, setelah sembuh semuanya dikembalikan Allah swt dan menjadi berlipat ganda.
Dengan ujian, siswa bisa naik kelas. Sama halnya dengan kita, setelah menyelesaikan ujian akan naik derajat kita. Dalam setiap ujian pasti ada hikmah yang bisa diambil pelajaran. Ingatlah bahwa semua ujian itu datangnya dari Allah swt. Oleh karena itu hanya kepada Allah kita pasrah dan memohon pertolongan sambil berusaha sekuat tenaga agar bisa lulus ujian. WaAllohu A'lam.
Semoga Bermanfaat
Oleh : Fauzi Ridwan
Salakkembang, 22-03-2018
Comments
Post a Comment