Spirit Sapu Jagat

Spirit Sapu Jagat

Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan

Assalamu'alaikum warohmatullah, mak plencing, wuss. . ., secepat kilat Kliwon langsung berdiri seusai melakukan sholat. Kemudian ia langsung pergi keluar dari dalam musholla. Entah apa yang mau dikerjakannya setelah sholat, mungkin Kliwon terbiasa demikian, hingga ia mendapat nasehat dari pak gurunya.

Saat keluar musholla Kliwon berpapasan dengan pak Guru di halaman. Beliau melihat Kliwon yang habis sholat langsung pergi begitu saja. Pak guru kemudian menasehatinya.
"Won, kalau habis sholat itu jangan langsung pergi begitu saja, alangkah baiknya berdoa dulu. Minimal baca dulu doa sapu jagad."

Enggeh pak Guru. Jawab Kliwon tertunduk malu. Mulai dari situlah ia berubah. Kliwon kemudian berpikir kenapa dari sekian banyak doa yang ada, pak guru menyarankan doa sapu jagad? Hal ini menjadikan Kliwon penasaran dan ingin tahu lebih makna doa tersebut.

Duh Gusti, Duh Gusti . .
Mugi paringono . .
Ke-sae-nan wonten ing dunyo . .
Ke-sae-nan wonten akhirat . .

Dari doa tersebut Kliwon mencoba memikirkan hubungan antara dunia dan akhirat. Setelah merenung begitu lama, akhirnya ia menemukan jawabannya. Kliwon menganalogikan dengan angka satu untuk dunia dan angka dua untuk akhirat. Bukan berarti yang nomer satu yang utamakan dahulu. Tapi dilihat dengan kacamata lain.

Satu bisa berdiri sendiri tanpa dua.
Dua tidak bisa berdiri sendiri tanpa satu.

Kebaikan atau kesuksesan dunia memang bisa diraih tanpa beramal untuk akhirat. Tapi untuk mendapatkan kebaikan di akhirat, kita juga harus melakukan kebaikan di dunia. Ada nasehat, beramalah untuk duniamu seakan hidup selamanya dan beramalah untuk akhiratmu seakan mati besok.

Seiring masuk waktunya berbuka puasa, terbuka juga hatinya akan nasihat gurunya. Akhirnya Kliwon berubah menjadi lebih baik dan juga menambah doa-doa lain seperti doa untuk kedua orangtuanya.

Salakkembang, 22-05-2018

Comments