Tukang Ngarit Jaman Now
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Ngarit adalah istilah orang Tulungagung dan sekitarnya untuk menyebut pekerjaan seorang pencari rumput. Rumput ini nantinya digunakan sebagai pakan ternak. Seperti kambing atau sapi.
Saya rasa banyak anak jaman now yang meremehkan Ngarit, sehingga banyak yang enggan melakukannya. Apakah karena gengsi atau semacamnya, itu hanya sebuah alasan belaka. Seakan-akan ngarit adalah profesi hanya untuk mereka yang tidak berpendidikan. Salah.
Ngarit adalah profesi untuk semua orang yang ingin menekuninya dan tentunya memiliki hewan ternak. Tidak perlu gengsi, jadi mahasiswa sambil tukang Ngarit. Meskipun banyak orang yang menilai negatif, sudah jadi sarjana kok pekerjaannya Ngarit. Seakan-akan sarjana itu pekerjaan yang hanya cocok jadi pegawai kantor atau guru. Tidak demikian.
Sarjana bisa jadi apa saja. Tentunya jika dibandingkan dengan tukang Ngarit pada umumnya, sarjana punya nilai lebih, dalam hal pendidikannya lebih tinggi. Dalam hal ini perlu ada bidang kemampuan yang harus lebih dikuasai. Misalnya kemampuan berkomunikasi dan berjejaring. Saya kira pada umumnya anak jaman now lebih melek teknologi daripada orangtuanya. Dengan demikian dalam hal pemasaran hewan ternak lebih memungkinkan banyak dapat keuntungan.
Secara tidak langsung Ngarit itu melatih kemandirian. Jika anak diminta Ngarit sejak kecil, ia akan merasakan bagaimana perjuangan hidup. Rasa ini lah yang menjadi bekal dan tekadnya untuk bekerja keras meraih kesuksesan. Dalam Ngarit juga terdapat sifat Rahman dan Rahim. Kasih sayang dalam memelihara mahkluk ciptaan Tuhan. Semakin baik kita merawat hewan peliharaan, semakin baik pula kualitas yang didapatkan.
Sesungguhnya Ngarit adalah salah satu cara menjadi pengusaha sukses. Indonesia kedepannya membutuhkan banyak pengusaha, bukan pegawai. Pengusaha itu lebih mandiri dan tidak terlalu banyak bergantung. Berbeda dengan pegawai, selain juga bergantung pada pemerintah juga waktunya terikat.
Kedepannya Indonesia akan mendapatkan keuntungan dengan adanya bonus demografi. Maka mari sebagai generasi muda jaman now memanfaatkan peluang ini untuk menjadi salah satu pengusaha sukses. Berwirausaha di bidang apa saja, asal ditekuni maka suatu saat akan menuai keberhasilan. Selamat berjuang tukang ngarit, berkatmu saya bisa makan sate kambing. Hehehe
Kunir, 20-12-2017
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Ngarit adalah istilah orang Tulungagung dan sekitarnya untuk menyebut pekerjaan seorang pencari rumput. Rumput ini nantinya digunakan sebagai pakan ternak. Seperti kambing atau sapi.
Saya rasa banyak anak jaman now yang meremehkan Ngarit, sehingga banyak yang enggan melakukannya. Apakah karena gengsi atau semacamnya, itu hanya sebuah alasan belaka. Seakan-akan ngarit adalah profesi hanya untuk mereka yang tidak berpendidikan. Salah.
Ngarit adalah profesi untuk semua orang yang ingin menekuninya dan tentunya memiliki hewan ternak. Tidak perlu gengsi, jadi mahasiswa sambil tukang Ngarit. Meskipun banyak orang yang menilai negatif, sudah jadi sarjana kok pekerjaannya Ngarit. Seakan-akan sarjana itu pekerjaan yang hanya cocok jadi pegawai kantor atau guru. Tidak demikian.
Sarjana bisa jadi apa saja. Tentunya jika dibandingkan dengan tukang Ngarit pada umumnya, sarjana punya nilai lebih, dalam hal pendidikannya lebih tinggi. Dalam hal ini perlu ada bidang kemampuan yang harus lebih dikuasai. Misalnya kemampuan berkomunikasi dan berjejaring. Saya kira pada umumnya anak jaman now lebih melek teknologi daripada orangtuanya. Dengan demikian dalam hal pemasaran hewan ternak lebih memungkinkan banyak dapat keuntungan.
Secara tidak langsung Ngarit itu melatih kemandirian. Jika anak diminta Ngarit sejak kecil, ia akan merasakan bagaimana perjuangan hidup. Rasa ini lah yang menjadi bekal dan tekadnya untuk bekerja keras meraih kesuksesan. Dalam Ngarit juga terdapat sifat Rahman dan Rahim. Kasih sayang dalam memelihara mahkluk ciptaan Tuhan. Semakin baik kita merawat hewan peliharaan, semakin baik pula kualitas yang didapatkan.
Sesungguhnya Ngarit adalah salah satu cara menjadi pengusaha sukses. Indonesia kedepannya membutuhkan banyak pengusaha, bukan pegawai. Pengusaha itu lebih mandiri dan tidak terlalu banyak bergantung. Berbeda dengan pegawai, selain juga bergantung pada pemerintah juga waktunya terikat.
Kedepannya Indonesia akan mendapatkan keuntungan dengan adanya bonus demografi. Maka mari sebagai generasi muda jaman now memanfaatkan peluang ini untuk menjadi salah satu pengusaha sukses. Berwirausaha di bidang apa saja, asal ditekuni maka suatu saat akan menuai keberhasilan. Selamat berjuang tukang ngarit, berkatmu saya bisa makan sate kambing. Hehehe
Kunir, 20-12-2017
Comments
Post a Comment