Antologi ke Tujuhku
Pesan-pesan Allah masih abadi sebab dituliskan dan dibukukan menjadi kitab suci Al-Qur'an. Tanpa upaya menulis, tentu akan hilang bersamaan dengan wafatnya para hafidz kala itu. Begitu pula pesan-pesan Rasulullah yang abadi berkat ditulis menjadi sebuah kitab hadis. Maka menulis adalah tugas mulia yang didalamnya terdapat tanggung jawab kemanusiaan. Yakni tersampaikannya kebenaran dan kebaikan dari generasi sebelumnya pada generasi baru. Sehingga sebuah tulisan tersebut menjadi petunjuk agar tidak tersesat dan manusia senantiasa berjalan dalam pencerahan.
Menulis adalah cara mengabadikan pesan. Tentu yang namanya abadi bakal menjadi awet. Daripada sekadar ucapan lisan yang mudah hilang. Maka alangkah beruntungnya bagi seseorang yang bernasihat lewat tulisan. Pesan yang ia sampaikan akan terdengar sepanjang masa dan menjadi amal kebaikan yang terus mengalir.
Sebaliknya apabila ia menuliskan ujaran kebencian, maka yang ia dapatkan dosa yang berlipat-lipat.
Sejarah orang besar jaman dahulu dapat kita ketahui melalui karya tulis maupun catatan tentangnya. Tanpa itu, mustahil kita tahu siapa itu Gajah Mada, Jaya Baya, Soekarno, Imam Ghazali dan sebagainya. Kita bisa belajar dari mereka bagaimana perjuangan hidupnya. Saat mengalami kesulitan apa yang harus dilakukan. Saat ingin mencapai kejayaan apa yang harus diupayakan. Tentu pesan-pesan mereka menjadi petunjuk agar manusia tidak jatuh pada untuk kedua kalinya.
Hari ini merupakan hari yang bahagia bagi saya dan sahabat-sahabat WAG ABM. Saat dimana telah lahir buku antologi ketiga dari sebuah grup WhatsApp. Kini buku tersebut sudah berada dalam pangkuan masing-masing penulis. ABM termasuk grup WhatsApp menulis yang sangat produktif. Sungguh beruntung saya bisa bergabung di dalamnya. Meski kadang semangat menulis naik turun, lahirnya buku baru ini akan menjadi suntikan semangat baru.
Mengambil tema sederhana yakni: mengapa aku menulis?. Buku ini berisi motivasi, cerita perjalanan menulis dari banyak penulis yang memiliki beragam profesi. Buku ini menyajikan pesan-pesan kebaikan dan harapannya dapat menumbuhkan spirit menulis pembacanya. Semoga lahirnya buku ini dapat membawa perubahan, kemajuan untuk menjadi penulis lebih baik lagi. Alhamdulillah barokallah.
Semoga bermanfaat
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Pondok Ngunut, 26-09-2018
Pesan-pesan Allah masih abadi sebab dituliskan dan dibukukan menjadi kitab suci Al-Qur'an. Tanpa upaya menulis, tentu akan hilang bersamaan dengan wafatnya para hafidz kala itu. Begitu pula pesan-pesan Rasulullah yang abadi berkat ditulis menjadi sebuah kitab hadis. Maka menulis adalah tugas mulia yang didalamnya terdapat tanggung jawab kemanusiaan. Yakni tersampaikannya kebenaran dan kebaikan dari generasi sebelumnya pada generasi baru. Sehingga sebuah tulisan tersebut menjadi petunjuk agar tidak tersesat dan manusia senantiasa berjalan dalam pencerahan.
Menulis adalah cara mengabadikan pesan. Tentu yang namanya abadi bakal menjadi awet. Daripada sekadar ucapan lisan yang mudah hilang. Maka alangkah beruntungnya bagi seseorang yang bernasihat lewat tulisan. Pesan yang ia sampaikan akan terdengar sepanjang masa dan menjadi amal kebaikan yang terus mengalir.
Sebaliknya apabila ia menuliskan ujaran kebencian, maka yang ia dapatkan dosa yang berlipat-lipat.
Sejarah orang besar jaman dahulu dapat kita ketahui melalui karya tulis maupun catatan tentangnya. Tanpa itu, mustahil kita tahu siapa itu Gajah Mada, Jaya Baya, Soekarno, Imam Ghazali dan sebagainya. Kita bisa belajar dari mereka bagaimana perjuangan hidupnya. Saat mengalami kesulitan apa yang harus dilakukan. Saat ingin mencapai kejayaan apa yang harus diupayakan. Tentu pesan-pesan mereka menjadi petunjuk agar manusia tidak jatuh pada untuk kedua kalinya.
Hari ini merupakan hari yang bahagia bagi saya dan sahabat-sahabat WAG ABM. Saat dimana telah lahir buku antologi ketiga dari sebuah grup WhatsApp. Kini buku tersebut sudah berada dalam pangkuan masing-masing penulis. ABM termasuk grup WhatsApp menulis yang sangat produktif. Sungguh beruntung saya bisa bergabung di dalamnya. Meski kadang semangat menulis naik turun, lahirnya buku baru ini akan menjadi suntikan semangat baru.
Mengambil tema sederhana yakni: mengapa aku menulis?. Buku ini berisi motivasi, cerita perjalanan menulis dari banyak penulis yang memiliki beragam profesi. Buku ini menyajikan pesan-pesan kebaikan dan harapannya dapat menumbuhkan spirit menulis pembacanya. Semoga lahirnya buku ini dapat membawa perubahan, kemajuan untuk menjadi penulis lebih baik lagi. Alhamdulillah barokallah.
Semoga bermanfaat
Oleh : Muhammad Fauzi Ridwan
Pondok Ngunut, 26-09-2018
Comments
Post a Comment