Balitjestro

Balitjestro
Oleh : Fauzi Ridwan

Sebuah kesempatan yang berharga bagi saya dan teman-teman bidikmisi angkatan 2014 untuk belajar bersama di Balitjestro. Singkatan dari balai penelitian jeruk dan buah subtropika. Selama dua hari kami belajar disana, berlokasikan di kota Batu Malang Jawa Timur.

Ada beberapa catatan yang saya dapatkan dari sana. Semoga satu catatan sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Di Balitjestro kami belajar mengenai agroteknologi, budidaya tanaman jeruk. Mulai dari mengenal berbagai varietas jeruk, membuat benih jeruk, perawatan, juga mengetahui beberapa hama, penyakit dan cara mengatasinya.

Pelatihan di Balitjestro di rasa cocok, mengingat kebanyakan latar belakang dari orangtua peserta adalah petani. Terlihat antusiasme dari teman-teman menggali Informasi kepada narasumber untuk bisa diterapkan di rumah. Pertanyaan-pertanyaan pun diajukan sebagai pemuas rasa ingin tahu kami.

Point utama yang saya dapatkan adalah sangat penting bagi kita untuk senantiasa menciptakan inovasi baru. Bagi seorang peneliti, menemukan hal yang baru adalah sebuah keniscayaan. Tentu setelah melakukan identifikasi dan eksperimen yang mendalam, berharap hal yang baru tersebut dapat bermanfaat bagi semua orang. Hal baru inilah yang menjadi identitas, yang membedakan peneliti satu dengan peneliti yang lainnya. Di Balitjestro ada banyak inovasi baru, terbukti dari banyaknya varietas jeruk yang dihasilkan.

Lebih tegasnya bukan sebuah hasil penelitian jika tidak ada hal yang baru dari penelitian-penelitian sebelumnya. Apabila tidak ada hal baru yang dirumuskan, maka patutlah penelitian tersebut cuma copy paste. Jika demikian, mustahil Indonesia akan jadi negara maju. Toh kebanyakan penelitian mahasiswa (skripsi) tak punya inovasi baru.

Dengan menciptakan inovasi baru dalam sebuah penelitian menjadi langkah kecil kita membangun Indonesia lebih baik. Apabila semua mahasiswa demikian, maka akan menjadi langkah besar. Karena hebatnya sebuah negara didukung oleh tradisi penelitian yang kuat. Salam.
Plosokandang, 15-10-2018

Comments