Uzlah Digital
Oleh : Fauzi Ridwan
Dalam pelajaran tasawuf, saya mengenal istilah uzlah. KBBI memberikan pengertian bahwa uzlah adalah pengasingan diri untuk memusatkan perhatian pada ibadah kepada Allah swt. Ibadah tersebut berupa berdzikir dan tafakur (perenungan).
Uzlah sangat penting dilakukan di era digital saat ini. Hal ini dikarenakan ada banyaknya informasi yang dengan cepat dan mudah bisa kita terima. Melalui medsos kita disuguhi bermacam-macam berita. Tak jarang diantara berita tersebut ternyata hoax. Baik dan buruk semuanya bercampur jadi satu. Boleh jadi hal ini yang menjadikan kita sulit berpikir jernih.
Kita masih sering dengan mudahnya termakan dan mempercayai apa yang ditampilkan medsos. Terutama ketika melihat bahwa yang menyampaikan berita itu adalah orang terpandang, punya kekuasaan dan berpengaruh. Seperti contohnya para tokoh elite politik. Namun perlu diingat bahwa hoax terbaik adalah yang diciptakan oleh orang yang berkuasa. Seperti pada kasusnya Ratna Sarumpaet, kita bisa belajar dari situ.
Oleh karena itu, uzlah merupakan langkah yang tepat untuk menjauh dari keramaian era digital. Kita memerlukan waktu untuk sendiri. Nabi Muhammad pun juga sering melakukannya dalam waktu tertentu beruzlah di gua Hira. Saat itu beliau menjauh dari keramaian masyarakat kafir Quraisy yang menampakkan kebodohan mereka, seperti menyembah berhala, membunuh anak perempuan dan sebagainya. Maka dengan menyendiri, bertafakur, menjauh dari keramaian tersebut, menjadikan kita bisa lebih berpikiran waras dan tidak gampang terpengaruh.
Mari beruzlah.
Salakkembang, 12-10-2018
Oleh : Fauzi Ridwan
Dalam pelajaran tasawuf, saya mengenal istilah uzlah. KBBI memberikan pengertian bahwa uzlah adalah pengasingan diri untuk memusatkan perhatian pada ibadah kepada Allah swt. Ibadah tersebut berupa berdzikir dan tafakur (perenungan).
Uzlah sangat penting dilakukan di era digital saat ini. Hal ini dikarenakan ada banyaknya informasi yang dengan cepat dan mudah bisa kita terima. Melalui medsos kita disuguhi bermacam-macam berita. Tak jarang diantara berita tersebut ternyata hoax. Baik dan buruk semuanya bercampur jadi satu. Boleh jadi hal ini yang menjadikan kita sulit berpikir jernih.
Kita masih sering dengan mudahnya termakan dan mempercayai apa yang ditampilkan medsos. Terutama ketika melihat bahwa yang menyampaikan berita itu adalah orang terpandang, punya kekuasaan dan berpengaruh. Seperti contohnya para tokoh elite politik. Namun perlu diingat bahwa hoax terbaik adalah yang diciptakan oleh orang yang berkuasa. Seperti pada kasusnya Ratna Sarumpaet, kita bisa belajar dari situ.
Oleh karena itu, uzlah merupakan langkah yang tepat untuk menjauh dari keramaian era digital. Kita memerlukan waktu untuk sendiri. Nabi Muhammad pun juga sering melakukannya dalam waktu tertentu beruzlah di gua Hira. Saat itu beliau menjauh dari keramaian masyarakat kafir Quraisy yang menampakkan kebodohan mereka, seperti menyembah berhala, membunuh anak perempuan dan sebagainya. Maka dengan menyendiri, bertafakur, menjauh dari keramaian tersebut, menjadikan kita bisa lebih berpikiran waras dan tidak gampang terpengaruh.
Mari beruzlah.
Salakkembang, 12-10-2018
Comments
Post a Comment