Washoya, Kitab Cinta Ayah pada Anaknya

Washoya, Kitab Cinta Ayah pada Anaknya

Oleh : Fauzi Ridwan

Tahun 2008 silam, Alhamdulillah saya berkesempatan mengaji kitab washoya sampai khatam di pondok Ngunut. Saat itu saya masih kecil, kira-kira kelas satu SMP. Salah satu yang paling berkesan ketika mengaji kitab tersebut adalah pengulangan lafad "ya bunayya" (hee ger anak cilik lanang ingsun). Sebuah panggilan cinta seorang ayah pada anaknya.

Beberapa minggu yang lalu, pak Pudin datang ke rumah. Guru saya, imam di masjid tempat saya tinggal. Beliau bermaksud meminta tolong kepada saya untuk ikut membantu mengajari ngaji di masjid. Kebetulan ada anak-anak SMK yang antusias ingin mengaji. Padahal di era milenial ini banyak anak-anak seusia mereka lebih memilih bermain game sambil nongkrong di warung kopi.

Tak ingin menciderai semangat ngaji anak-anak. Pak Pudin menyanggupi permintaan untuk mengajari ngaji mereka. Kemudian dipilihkan kitab-kitab yang pas dan menarik untuk dipelajari. Beliau memilih kitab washoya untuk bagian saya. Kitab washoya karya Syekh Muhammad Syakir yang berisi tentang akhlak yang mulia (diridlai Allah). Dalam muqaddimahnya menjelaskan berbagai masalah akhlak yang dibutuhkan setiap murid untuk mewujudkan cita-citanya.

Arti washoya adalah wasiat. Sebuah pesan penting yang harus tersampaikan. Pesan yang mengandung perhatian, cinta, kasih sayang seorang ayah pada anaknya. Tanpa perhatian yang baik dari orangtua, anak akan mudah menjadi nakal. Tentu semua orang tua menginginkan memiliki anak yang baik budi pakertinya. Maka peran orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak tidak boleh asal mendidik. Orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya.

Pada saat mulai mengaji pak Pudin berpesan : "Warahi ngaji iku pun dados tugas, kewajiban e tiyang ingkang sampun diwarahi ngaji rumiyen." (Mengajari ngaji itu sudah menjadi tugas kewajiban bagi orang yang sudah diajari terlebih dahulu). Dibalik pesan tersebut tersirat sebuah makna sikap rendah hati. Pemilihan diksi yang berarti bahwa menjadi guru bukan karena sudah bisa atau yang paling mengerti. Tapi karena memang sudah diajari terlebih dahulu. Semoga dengan ini menjadi perantara ilmu yang bermanfaat. Amin.

Salakkembang, 04-11-2018

Comments