Kebijaksanaan Nabi Sulaiman


Oleh: Fauzi Ridwan
Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud as. Beliau dikenal sebagai raja yang cerdik dan bijaksana. Bahkan kebijaksanaan Nabi Sulaiman telah ia tunjukkan sejak kecil. Diceritakan ketika Nabi Daud menjadi raja, ada warganya yang protes.
Warga tersebut mengadu bahwa tanaman di ladangnya habis dimakan oleh hewan ternak peliharaan tetangganya. Kemudian ia mengusulkan kepada Nabi Daud agar hewan tetangganya itu menjadi miliknya, sebagai ganti rugi ladangnya. Nabi Daud mengiyakan, namun Nabi Sulaiman menasehati ayahnya.
Beliau mengusulkan bahwa hewan peliharaan itu bisa dipelihara si warga selama setahun. Setelah itu dikembalikan kepada si tetangga. Apabila dalam waktu setahun hewan itu beranak pinak, maka itu menjadi hak si warga. Dengan usulan demikian, kedua belah pihak setuju. Sebuah usulan yang bijaksana dari Nabi Sulaiman.
Pada cerita yang lain, ada dua perempuan yang memperebutkan satu bayi. Keduanya sama-sama mengaku sebagai ibu dari bayi tersebut. Tak ada yang mau mengalah. Perseteruan ini kemudian diajukan kepada Nabi Sulaiman. Apa keputusan yang diambil beliau?
Nabi Sulaiman memerintahkan agar bayi tersebut dibelah menjadi dua, agar bisa dibagi sama. Perempuan pertama setuju atas usulan tersebut. Sedang perempuan kedua menangis, ia berucap "Daripada bayi tersebut dibelah, lebih baik ia rela melepaskannya agar dirawat perempuan pertama tadi".
Dari sini Nabi Sulaiman tahu, bahwa ibu yang sesungguhnya, tentu tak tega bila anaknya disakiti. Bayi tersebut kemudian diberikan kepada perempuan kedua yang merupakan ibu aslinya. Sedang perempuan pertama dihukum, karena ia telah berbuat dusta.
Kebijaksanaan Nabi merupakan sebuah keistimewaan sifat yang langsung diberikan Allah Swt. Empat sifat wajib Rasul yaitu; shiddiq, amanah, tablig dan fatanah. Kita yang hanya manusia biasa baru bisa menjadi cerdas dan bijaksana harus dengan usaha keras, belajar yang sungguh-sungguh.
Jangan malah berfikir, Nabi saja tidak pernah sekolah bisa cerdas? Tentu sangat jauh perbandingan kita dengan Nabi. Seorang Nabi mendapatkan pengetahuan dari wahyu Tuhan. Sedang kita harus mencarinya dengan rajin membaca. Tanpa belajar yang tekun, mustahil kita bisa meneladani kecerdasan dan kebijaksanaan Nabi. Semoga kita semua menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dengan giat belajar. WaAllohua'lam.
Semoga Bermanfaat
Salakkembang, 15-09-2020

Comments