Oleh: Muhammad Fauzi Ridwan, M.Ag
Apa itu ontologi?
Ontologi merupakan salah satu cabang filsafat. Terdiri atas dua suku kata, ontos dan logos. Ontos adalah sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi berarti ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada.
Apa yang dibahas ontologi?
Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui. Ontologi juga merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Jadi ilmu tentang wujud hakikat yang ada disebut ontologi.
Setiap ilmu pasti memiliki landasan. Apa itu landasan ontologi?
Yakni yang memiliki hubungan dengan objek yang ditelaah ilmu diantaranya adalah:
1) Bagaimana wujud hakiki objek tersebut?
2) Bagaimana hubungan objek dengan daya tangkap manusia (berpikir, merasa, dan mengindra)
Jadi, setiap ilmu harus memiliki objek penelaahan yang jelas. Setiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontology yang berbeda karena diversivikasi (penganekaragaman) ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya.
Siapa yang pertama kali mengenalkan argument ontologis ini?
Plato (428-348 SM) dengan teori idea. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam nyata ini mesti ada ideanya. Idea menurut Plato adalah definisi atau konsep universal dari tiap sesuatu. Seperti contoh idea manusia adalah hayawan nathiq / binatang yang berfikir. Idea manusia ini adalah paham, gambaran atau konsep universal yang berlaku untuk seluruh manusia yang berada di benua mana pun di dunia ini. Jadi, teori idea inilah yang merupakan hakikat sesuatu dan menjadi dasar wujud sesuatu itu. Idea itu berada di balik yang nyata dan idea itulah yang abadi. Benda yang kita lihat atau dapat ditangkap oleh pancaindra senantiasa berubah, karena itu bukan hakikat, tapi hanya bayangan.
Selanjutnya argument ontologis semakin maju dengan teorinya St. Augustine (354-430 M). menurutnya manusia mengetahui dari pengalaman hidupnya bahwa dalam alam ini ada kebenaran, tapi akal manusia terkadang merasa ragu-ragu. St. Agustine mengatakan bahwa akal manusia mengetahui bahwa di atasnya masih ada suatu kebenaran tetap (yang tidak berubah-ubah), dan ini yang menjadi sumber dan cahaya bagi akal dalam usahanya mengetahui yang benar. Kebenaran tetap dan kekal itulah kebenaran mutlak yang disebut Tuhan.
Bagaimana ontologi mendekati hakikat kenyataan / realitas?
Ada dua macam sudut pandang yaitu
1) Kuantitatif, dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal / jamak?
2) Kualitatif, dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu memiliki kualitas tertentu, serti daun yang memiliki warna kehijauan.
Bagaimana menguraikan aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu?
1) Metodis, menggunakan cara ilmiah
2) Sistematis, saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan
3) Koheren, unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan
4) Rasional, harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)
5) Komprehensif, melihat objek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara keseluruhan
6) Radikal, diuraikan sampai akar persoalannya atau esensinya.
7) Universal, muatan kebenarannya sampai pada tingkat umum yang berlaku dimana saja.
Bagaimana metode pembuktian dalam ontologi?
Ada dua pembuktian yakni:
1) A priori
Disusun dengan meletakkan term tengah (Tt) berada lebih dahulu dari predikat (P); dan pada kesimpulan Tt menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan. Contoh:
Sesuatu yang rohani itu kekal Tt – P)
Jiwa itu sesuatu yang rohani (S - Tt)
Jadi, jiwa itu kekal (S – P)
2) A posteriori
Disusun dengan meletakkan Tt berada sesudah realitas kesimpulan; dan Tt menunjukkan akibat realitas yang dinyatakan dalam kesimpulan. Contoh:
Gigi geligi itu gigi geligi dinosaurus (Tt – P)
Gigi geligi itu gigi geligi pemakan tumbuhan (Tt – P)
Jadi, dinosaurus itu pemakan tumbuhan (S – P)
Apa karakteristik dari ontologi dari ilmu pengetahuan Sains?
1) Ilmu berasal dari riset (penelitian)
2) Tidak ada konsep wahyu, adanya konsep pengetahuan empiris
3) Pengetahuan rasional bukan keyakinan
4) Pengetahuan objektif
5) Pengetahuan sistematik
6) Pengetahuan metodologis
7) Pengetahuan observative
8) Menghargai asas verifikasi (pembuktian)
9) Menghargai asas keterbukaan dan dapat diulang Kembali
10) Mengakui pengetahuan dan konsep yang relative ( bukan absolut)
11) Mengakui adanya logika-logika ilmiah
12) Memiliki konsep tentang hukum-hukum alam yang telah dibuktikan
13) Pengetahuan bersikap netral atau tidak memihak
14) Menghargai berbagai metode eksperimen
15) Melakukan terapan ilmu menjadi teknologi
Jadi ontology akan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris dan bagi yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini.
Rujukan:
1. Dr. H. Teguh, M.Ag, Filsafat Ilmu, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017)
Comments
Post a Comment