Perkembangan Sejarah Filsafat Modern dan Kontemporer

Oleh: Muhammad Fauzi Ridwan

Ada empat periodesasi perkembangan sejarah filsafat barat. Periodesasi ini didasarkan atas ciri pemikiran yang dominan pada masa itu. 

1. Masa Yunani Kuno, memiliki ciri pemikiran kosmosentris. Para filosof mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya.

2. Masa Abad Pertengahan, ciri pemikirannya teosentris. Para filosof memakai pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani.

3. Abad Modern, cirinya antroposentrisme yakni menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat.  Pada zaman modern filsafat tetap sekuler, namun filsafat ditinggalkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan telah berdiri sendiri dan menjadi berbagai cabang ilmu yang telah berkembang pesat.

4. Abad Kontemporer, dengan ciri logosentris yang berarti menjadikan teks menjadi tema sentral diskursus para filosof.

***

    Kelahiran filsafat barat modern diawali oleh suatu periode yang disebut renaissans dan dimatangkan oleh gerakan Aufklaerung. Ada dua hal penting di dalamnya yakni; pertama semakin berkurangnya kekuasaan gereja. Kedua, semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan. Perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan pada masa ini tidak lagi didasarkan pada otoritas dogma-dogma gereja, melainkan didasarkan atas keksesuaiannya dengan akal. Kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan didasarkan atas kepercayaan dan kepastian intelektual (sikap ilmiah) yang kebenarannya dapat dibuktikan bedasarkan metode, perkiraan dan pemikiran yang dapat diuji. Kebenaran yang dihasilkan tidak bersifat tetap, tetapi dapat berubah dan dikoreksi sepanjang waktu. 

    Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada abad modern (17-19 M) adalah persoalan epistemologi. Ada tiga pertanyaan pokok dalam bidang epistemologi ini diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana manusia memperoleh pengetahuan?

2. Apakah sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar?

3. Apakah yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri?

    Untuk menjawab pertanyaan pokok tersebut, muncullah dua aliran filsafat yang memberikan jawaban berbeda dan bahkan saling bertentangan. Aliran filsafat tersebut adalah rasionalisme dan empirisme. Selanjutnya banyak berkembang aliran-aliran Filsafat diantaranya adalah: Kritisisme, Idealisme, positivisme, Marxisme, dan lain-lain.

    Pada abad ke 20 dan seterusnya filsafat memasuki Abad Kontemporer. Tema yang menguasai refleksi filosofis pada abad ini adalah pemikiran tentang bahasa. Tugas filsafat bukanlah membuat pernyataan tentang sesuatu yang khusus - sebagaimana yang diperbuat para filsuf sebelumnya - melainkan memecahkan persoalan yang timbul akibat ketidak pahaman terhadap bahasa logika. Filsafat merupakan penjelasan logis terhadap pemikiran-pemikiran. Filsafat bukan doktrin, melainkan aktivitas.

  Perkembangan filsafat abad ke 20 juga ditandai oleh munculnya berbagai aliran filsafat yang merupakan kelanjutan aliran filsfat sebelumnya seperti: neo-thomisme, neo-kantianisme, neo-hegelianisme, neo-marxisme, neo-positivisme, dan sebagainya. Namun ada juga aliran filsfat baru dengan corak yang lain seperti: fenomenologi, eksistensialisme, pragmatisme, strukturalisme, dan yang paling mutakhir adalah aliran postmodernisme.




Rujukan:

1.       Dr. H. Teguh, M.Ag, Filsafat Ilmu, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017)

2.       Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. X, 2010)

Comments