Oleh: Muhammad Fauzi Ridwan
Apa itu epistemologi?
Epistemologi terdiri atas dua kata, episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Jadi epistemologi merupakan ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti tentang tata cara, teknik atau prosedur mendapatkan ilmu pengetahuan.
Bagaimana tata cara, teknik atau prosedur mendapatkan ilmu pengetahuan?
Ada tiga cara, yaitu:
1) Metode non-ilmiah, pengetahuan yang diperoleh dengan cara penemuan secara kebetulan, untung-untungan, akal sehat, prasangka, otoritas, dan pengalaman biasa.
2) Metode ilmiah, memperoleh pengetahuan dengan pendekatan deduktif dan induktif.
3) Problem solving, memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengorganisasikan dan menganalisis data, menyimpulkan, dan melakukan verifikasi atau pengujian hipotesis.
Bagaimana cara mudah melakukan epistemologi?
Pertanyakan dulu secara kritis, baru diyakini. Ragukan dulu bahwa sesuatu itu ada, kalau terbukti ada, baru dijelaskan. Berpikir dan ragukan terlebih dahulu, baru kemudian diyakini atau tidak.
Apa saja lingkup bahasan epistemologi?
Kajian epistemologi akan mengetahui apakah seseungguhnya ilmu ilmu itu, darimana sumber ilmu itu, dan bagaimana proses terjadinya sebuah ilmu pengetahuan. Epistemologi membahas sumber, proses, syarat, batas,dan validitas pengetahuan.
Ada berapa macam epistemologi?
Epistemologi ada tiga macam yakni:
1) Epistemologi Bayani, penalaran bedasarkan teks.
Bayani berkembang dari bawah secara historisnya. Mulai dari sekadar upaya untuk memisahkan kata-kata Al-Qur'an dari pengaruh kata-kata asing, menjelaskan kata-kata yang sulit sampai menjadi sebuah metode berpikir yang sistematis untuk menggali pengetahuan dan menyampaikannya. Al-Qur'an dan Sunnah merupakan sumber pengetahuan bayani. Keduanya tidak senantiasa bersifat pasti (qath'i) tapi terkadang juga samar (zhanni).
Pengetahuan bayani diperoleh lewat dua tahapan: (1) bedasarkan susunan redaksi teks yang dikaji secara langsung melalui analisa linguistik (2) bedasarkan metode qiyas atau analogi yang dilihat dari salah satu dari tiga aspek. Analogi bayani ini tidak hanya digunkan untuk menggali pengetahuan dari teks, melainkan juga dipahami untuk memahami realitas-realitas metafisik.
2) Epistemologi Irfani, penalaran bedasarkan intuisi / pengalaman spiritual.
Pengetahuan irfan tidak didasarkan atas objek eksternal atau runtutan logis, tapi dari diri sendiri. lebih tepatnya dari realitas kesadaran diri yang dalam bahasa tasawuf disebut Kasyf. Karenanya tidak dapat diuji bedasarkan validitas korespondensi maupun koherensi. Objek pengetahuan irfan hanya bersifat imaterial dan esensial. Metode yang digunakan untuk menggapai pengetahuan irfan dengan melalui tahapan-tahapan laku spiritual (riyadhah). Puncaknya ia akan memperoleh kesadaran diri dan kesadaran akan hal gaib lewat pencerahan / emanasi.
3) Epistemologi Burhani, penalaran bedasarkan prinsip logika.
Persoalan yang dikaji dan muncul dalam burhani adalah masalah bahasa dan logika. Sistem utama penalaran burhani adalah silogisme. sebelum melakukan silogisme ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu:
a) tahap pengertian (ma'qulat), adalah proses abstraksi atas objek-objek eksternal yang masuk ke dalam pikiran.
b) tahap pernyataan (ibarat), proses pembentukan proposisi (qadhiyah) atas pengertian-pengertian yang ada.
c) tahap penalaran (tahlilat), proses pengambilan kesimpulan bedasarkan atas hubungan di antara premis-premis yang ada.
Bagaimana dengan epistemologi ilmu tafsir?
Merupakan penggabungan antara naql dan aql / merode riwayah dan dirayah.
Ilmu tafsir bersumber dari riwayat atau informasi dari generasi pendahulu, dan ada pula yang bersumber dari hasil ijtihad atau pernungan yang dapat dipertanggungjawabkan dari mufasir.
Sumber Rujukan:
1.
Dr. H. Teguh, M.Ag, Filsafat Ilmu,
(Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017)
Prof. Dr. H. Rosihon Anwar M.Ag dan Asep Muharom, M.Ud, Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2015)
Dr. H.A. Khudori Soleh, M.Ag, Filsafat Islam dari klasik hingga kontemporer, (Yogyakarta: Ae-Ruzz Media, 2016)
Comments
Post a Comment