Membaca Seperti Menimba Air

 

Oleh: Fauzi Ridwan


Membaca adalah perintah agama. Sudah jelas dan banyak diyakini melalui wahyu pertama. Aktivitas membaca itu penting dan utama. Tanpa membaca kita tidak tahu apa-apa. Kualitas seseorang pun bisa ditentukan dari apa yang sudah dibacanya.


Membaca itu seperti menimba air. Ibaratkan timba sebagai wadah kita dan ilmu sebagai air. Sedang aktivitas membaca itu sebagaimana menimba air. Seseorang yang baik tentu memilih air yang bersih dan jernih untuk ditimba. Sebagaimana pembaca yang baik, memilih ilmu yang baik untuk dibaca. Air yang jernih mampu membersihkan apapun yang kotor. Seperti halnya bacaan ilmu yang baik mampu membersihkan pikiran yang kotor. 


Apabila kita lama tidak membaca, barangkali seperti halnya timba yang lama tidak digunakan. Timba akan berdebu, dihinggapi sarang laba-laba dan terlihat kotor. Lain halnya dengan timba yang sering digunakan untuk menimba air. Walaupun cuma digunakan sekali dalam sehari, tapi dilakukannya setiap hari. Timba itu akan tampak bersih. Ini seperti membaca, walaupun cuma satu halaman buku yang bisa terbaca setiap hari, minimal itu sudah menjaga kebersihan pikiran, wadah ilmu kita. 


Eh, kalau wadah ilmu kita cuma seukuran timba, bukankah terlalu kecil? Timba itu wadah untuk mengambil air, kalau untuk menyimpan air, buatlah wadah sebesar PDAM, agar kita membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi PDAM itu dengan air yang kita timba. Membaca itu pun juga harus dilakukan seperti proses menimba air itu. Membaca, harus dilakukan sepanjang masa. 


Ngunut, 29 Okt 2023

Comments