Tak dikenal, maka menulislah

Oleh: Fauzi Ridwan

Ungkapan "tak kenal, maka tak sayang" sudah familier kita dengar. Terlebih di acara-acara pertemuan yang pesertanya belum saling mengenal satu sama lain. Menariknya, dalam acara pertemuan penulis, ungkapan "tak kenal" berlaku untuk anggota yang tidak menulis. Bagaimana mau dikenal, toh ia tak pernah muncul dan berinteraksi dalam komunitas penulis yang diikutinya. 

Ikut dalam komunitas menulis itu sangat penting untuk merawat semangat menulis. Menjadi penulis itu banyak tantangannya. Hanya sedikit orang yang mau menjadi penulis. Tantangan terberat penulis tentu adalah bagaimana mengatasi problem dalam diri yang menghambat untuk istikamah menulis. 

Dengan ikut komunitas, semangat menulis akan terjaga. Tantangan menulis akan mudah dilalui sebab dengan berkomunitas, ia tak lagi sendiri. Ada banyak teman senasib dan seperjuangan yang senantiasa membersamai dalam berproses di dunia kepenulisan. Saat ia terjatuh, ada teman yang sedia membantu. 

Berkomunitas memungkinkan kita berbagi inspirasi, pengalaman, motivasi, dan bahkan kesempatan untuk saling belajar menjadi lebih baik lagi. Bergabung dalam komunitas penulis akan menambah luas jejaring kita. Banyak teman penulis yang bisa kita kenal dan teladani dari membaca karya-karya mereka.

 

Saya sangat bersyukur bisa ikut gabung dengan komunitas Sahabat Pena Kita Tulungagung. Saat semangat menulis saya turun, melalui SPK Tulungagung saya bisa mengisi ulang kembali dengan semangat menulis yang baru. Semua berkat guru dan sahabat-sahabat penulis di komunitas SPK Tulungagung yang memberikan rasa harmonis pada acara Kopdar pada 15 Oktober 2023. Ruhnya komunitas penulis ya aktivitas menulis itu sendiri. Jadi, kalau ikut komunitas penulis tapi kok tak pernah menulis, ya hasilnya ia tak akan dikenal. Maka menulislah, agar dikenal sebagai penulis. 

Semoga kita diberikan kemudahan untuk senantiasa berbagi kebaikan dan manfaat melalui sebuah tulisan. 

Ngunut, 16 Oktober 2023