Falsafah Ula Al Kindi (801-873 M)

 

Falsafah Ula Al Kindi (801-873 M)
Oleh: Fauzi Ridwan

Abu Yusuf Ya'qub ibn Ishaq al-Sabbah ibn Imran ibn Isma'il ibn al-Asy'ats ibn Qais al-Kindi lahir di Kufah tahun 185 H / 801 M. Nama al-Kindi merupakan nisbat pada suku Bani Kindah yang menjadi asal cikal-bakalnya di daerah selatan Jazirah Arab. Al-Khindi dibesarkan dalam keadaan yatim. Ayahnya, Ishaq al-Sabbah adalah Gubenur Kufah pada masa pemerintahan Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid dari Bani Abbas.

Al Kindi memperoleh pendidikan dasar di Basrah kemudian melanjutkan ke Baghdad hingga tamat. Ia terkenal mahir sekali dalam berbagai macam ilmu. Al Kindi juga menguasai dengan baik bahasa ilmu pengetahuan saat itu yakni bahasa Suryani. Ia menerjemahkan ke dalam bahasa Arab buku-buku Yunani yang berbahasa Suryani. Al Kindi juga dipercaya istana oleh khalifah Al-Mu'tasim (833-842 dinasti Abbasiyah) untuk menjadi guru pribadi puteranya.

***

Ada banyak karya yang dikarang oleh Al Kindi, George N. Atiyeh menyebut ada 270 buah yang berupa judul-judul makalah dan kitab. Karya tentang filsafat pertamanya berjudul Kitab al-Kindi ila Mu'tasim Billah fi al Fasafah al-Ula. Melalui menulis kitab, Al Kindi menyampaikan pandangan dan pemikirannya. Diantara kajian pemikiran Al Kindi meliputi tentang epistemologi pengetahuan, metafisika, filsafat jiwa, dan etika.

Al Kindi merumuskan bahwa ada tiga macam cara memperoleh pengetahuan manusia. Pertama pengetahuan inderawi, yang terjadi secara langsung ketika orang mengamati obyek-obyek material. Kedua pengetahuan rasional, yang menggunakan akal bersifat universal, tidak parsial, dan bersifat immaterial. Ketiga pengetahuan Isyraqi (Iluminasi) merupakan pengetahuan yang langsung diperoleh dari pancaran nur Ilahi, tanpa upaya, tanpa bersusah payah, seperti wahyu yang diterima oleh para Nabi.

Al Kindi juga membagi ilmu pengetahuan menjadi dua bagian. Pertama 'ilm al-Ilahi; Divine Science; pengetahuan Ilahi yakni pengetahuan yang langsung diperoleh Nabi dari Tuhan, sebagaimana dalam Al-Qur'an. Dasar pengetahuan Ilahi adalah keyakinan. Kedua pengetahuan manusiawi; 'ilm insani; human science atau filsafat yang memiliki dasar pemikiran (ratio-reason). Menurut Al Kindi kebenaran Al-Qur'an dan filsafat tidak bertentangan.

Knowledge of truth, pengetahuan tentang yang benar merupakan arti Filsafat menurut Al Kindi. Pada titik ini terlihat persamaan antara filsafat dengan agama. Keduanya memiliki tujuan sama, yakni menerangkan apa yang benar dan apa yang baik. Kata Al Kindi, " Filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah filsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang Benar Pertama (al-Haqq Awwal; the first truth), yang menjadi sebab bagi segala yang benar". Filsafat tentang Tuhan ini adalah filsafat yang paling tinggi. Tuhan menurut Al Kindi adalah Pencipta, bukan penggerak Pertama sebagaimana pendapat Arstoteles.

Dalam hal filsafat jiwa, Al Kindi berpendapat bahwa jiwa itu tidak tersusun (basitah; simple, sederhana), tapi memiliki arti penting, sempurna dan mulia. Substansinya berasal dari Tuhan, dan memiliki hubungan seperti hubungan cahaya dengan matahari. Jiwa atau ruh memiliki wujud tersendiri dan lain dari badan. Badan memiliki hawa nafsu dan sifat pemarah, sedang ruh menentang keinginan hawa nafsu. Melalui ruh, manusia memperoleh pengetahuan yang sebenarnya. Ruh adalah cahaya Tuhan, sebagaimana cermin, ia akan bisa menangkap gambaran hakikat segala sesuatu yang dipancarkan didepannya.

Budi pakerti yang terpuji merupakan keutamaan manusia menurut Al Kindi. Keutamaan manusiawi ini terdapat dalam sifat-sifat kejiwaan dan buah yang dihasilkan oleh sifat-sifat tersebut. Salah satu keutamaan itu ada dalam jiwa manusia berupa pengetahuan dan perbuatan (ilmu dan amal). Terdiri atas tiga bagian, pertama kebijaksanaan (hikmah) merupakan keutamaan daya berfikir. Kedua keberanian (najdah) yakni sifat yang memandang ringan kepada kematian untuk mencapai sesuatu yang harus ducapai dan menolak sesuatu yang harus ditolak. Ketiga kesucian ('iffah) ialah memperoleh sesuatu yang harus diperoleh guna mendidik dan memelihara badan serta menahan diri dari yang tidak diperlukan untuk itu. Demikianlah gambaran ringkas filsafat etika menurut Al Kindi. Ia wafat pada tahun 873 M dalam kesunyian.

Joho, 13 November 2023




Comments