Konseling Sabar Dalam Marah


Oleh: Muhammad Fauzi Ridwan


Seringkali sebagai guru bimbingan konseling (BK), akan dihadapkan dengan pelbagai masalah siswa. Diantara masalah yang banyak terjadi adalah Bullying di sekolah. Contoh kasus yang ingin penulis bahas di sini seperti ada seorang siswa yang dibully karena teman-temannya tahu bahwa dia anak seorang narapidana.


Dalam kasus ini, stigma buruk orang tua seolah melekat pada si anak. Ini menjadi alasan kenapa teman-teman satu sekolahnya tidak suka pada si anak dan akibat selanjutnya atas dasar tidak suka tersebut, teman-temannya mengejeknya dan bahkan menjahilinya. Ketika korban bullying ini mencoba melawan dan membela diri, seringkali si korban tetap menjadi orang yang disalahkan. Lagi-lagi muncul dalih "pantes mawon nakal, wong ya nurun orang tuanya". Namun sesungguhnya semua permasalahan itu bisa ditanggapi secara arif dan bijaksana.


Guru BK tidak boleh memposisikan diri memihak salah satu dari kedua siswa yang berseteru. Guru BK yang baik tentu mengambil posisi di tengah, menjadi pelerai dari perseteruan yang terjadi. Dalam memandang permasalahan, guru BK tidak menggunakan kacamata kuda. Ia perlu melihat secara luas dan mendalam permasalahan tersebut dari semua pihak. Kemudian menganalis dan memetakan mana perbuatan yang baik dan mana perilaku yang buruk. 


Prinsipnya segala perbuatan yang dinilai buruk itu tidak baik dan perlu segera diperbaiki. Perbuatan buruk yang dibiarkan akan menjadi kebiasaan. Kalau sampai kebiasaan buruk ini terjadi, akan semakin sulit untuk mengatasinya. Sekecil apapun perbuatan itu, bila dinilai buruk dan merugikan, tinggalkan! buang jauh-jauh!


Teladan yang baik adalah modal terpenting dalam mengajak kebaikan. Sebagaimana kisah hidup Rasullullah Muhammad SAW yang merupakan contoh teladan yang utama bisa kita pelajari. Salah satu sifat yang bisa kita teladani dari beliau adalah sifat aris, khilm, atau sabar dalam marah. 


Cerita ini bermula ketika Sahabat Abu Bakar bertanya kepada putrinya Aisyah yang juga merupakan istri Rasulullah SAW. Abu Bakar bertanya, apakah amalan Rasulullah SAW yang belum ia lakukan? Aisyah pun menjawab bahwa Rasullullah SAW biasa pergi ke pasar, mencari orang buta dan memberinya makanan. Pertanyaan ini disampaikan Abu Bakar pada waktu Rasullullah telah wafat. Abu Bakar pun menggantikan Rasullullah SAW untuk memberikan makan kepada orang buta di pasar.


Sesampainya di pasar, didatangilah orang buta yang dimaksud dan Abu Bakar memberikannya makan. Saat di tengah menyuapi makan, orang buta tersebut mengajak Abu Bakar untuk ghibah. Intinya orang buta tersebut menjelek-jelekkan Rasullullah SAW. Tentu Abu Bakar marah, dan mungkin suapannya menjadi agak kasar. Merasakan suapan yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, orang buta bertanya, siapa kamu? kok bukan seperti orang yang biasanya. Orang yang biasa menyuapi itu lemah lembut. Abu Bakar pun menjawab bahwa yang biasa memberinya makan adalah orang yang ia jelek-jelekkan tadi. Seketika itu, orang buta tersebut menyesal, bertobat dan masuk Islam. 


Dalam perjalanan pulang Abu Bakar merenung, ketika orang yang dicintainya dijelek-jelekkan tadi, ia marah. Padahal bukan dirinya sendiri. Bagaimana dengan Rasullullah SAW? Beliau dijelek-jelekan secara langsung di hadapannya. Rasullullah SAW tidak marah, ia bisa sabar dan masih terus memperlakukan orang buta tersebut dengan baik. Bahkan kepada siapapun orangnya, Rasullullah SAW selalu membalasnya dengan kebaikan. 


Ini adalah salah satu sikap yang penting dicontoh dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ada orang yang menjelek-jelekkan kita, sabarlah. Orang yang sabar akan senantiasa bersama Allah SWT. Pada waktu tertentu, ceritakan masalahnya pada orang yang tepat, gurumu atau orang tuamu agar ditemukan solusi yang terbaik menghadapinya. Tentu tindakan menjelek-jelekkan itu tidak baik, dan tidak akan muncul tanpa sebab. Mari senantiasa evaluasi dan belajar menjadi pribadi yang tambah baik. Demikianlah bimbingan konseling yang saya sampaikan kepada para siswi di SMA Pondok Ngunut. Semoga Bermanfaat.


29 Februari 2024.





Comments